Jumat, 02 Maret 2012

Imam yang Empat adalah Satu,Mengapa kita Berselisih?
Imam, pemimpin panutan, sebenarnya sangatlah banyak. Sejak zaman para sahabat hingga kini jumlahnya tak terhitung dengan jari. Namun adalah suatu kenyataan bahwa imam yang begitu masyhur di kalangan umat, tidak hanya di Indonesia, adalah imam yang empat. Tersebutlah nama Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad yang sering menjadi rujukan oleh kebanyakan kaum muslimin. Meski banyak yang mengenalnya dan mengaku sebagai orang yang mengikutinya, ternyata tidak banyak yang mengetahui pendapatnya secara valid. Kebanyakan orang memang hanya mendengar dari orang lain atau tulisan orang lain. Pendapat dan pandangan yang banyak diketahui sebenarnya ‘hanyalah’ hanafiyyah, malikiyyah, syafi’iyyah, ataupun hanbaliyyah, dalam artian berbagai hal yang dinisbahkan (disandarkan) kepada masing-masing empat imam tersebut. Secara mendasar bisa jadi justru tidak sesuai dengan pendapat dan tulisan para imam yang empat tersebut seperti yang terdapat dalam kitab-kitab karyanya. Karena kebanyakan hanya berasal dari turunan dari tulisan orang-orang yang menisbahkan diri pada madzhab (pandangan) empat yang tidak jarang diwarnai ketidak-tahuan atau bahkan fanatik terhadap madzhab yang empat.

Istighatsah :Mendatangi Kuburan Orang-Orang Shalih
Pertanyaan: Lajnatu ad-Da-imatu lil-Buhuts al-Ilmiyati wal-Ifta’ ditanya; “Ada sebagian orang ketika dalam keadaan tertimpa musibah dan bencana, menyeru dalam do’anya; ‘Ya Rasulullah!’ Atau selain Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari para wali. Ketika dalam keadaan sakit mereka mendatangi kuburan orang-orang shalih dan ber-istighatsah (memohon bantuan/pertolongan) dengan perantaraan mereka. Mereka mengatakan; ‘Sesungguhnya Allah akan menghilangkan bala’ (musibah) dengan perantaraan orang-orang shalih. Memang kami memohon pertolongan kepada mereka tetapi niat kami adalah kepada Allah karena Allah-lah yang memberi pengaruh.’ Apakah (perkataan dan perbuatan) seperti ini syirik atau tidak, dan apakah mereka dikategorikan sebagai orang-orang musyrik, padahal mereka (juga) mengerjakan shalat, membaca al-Qur’an dan amal shalih yang lainnya?”
Larangan Beribadah Diatas Kuburan
Salah satu sarana dan celah yang dapat mengantarkan kepada perbuatan syirik, yaitu beribadah kepada Allah di sisi kuburan orang shalih. Perbuatan ini telah menjadi fenomena yang telah lama ada, dan bahkan menjadi kebiasaan sebagian besar kaum muslimin di negeri ini. Bahkan bukan lagi beribadah kepada Allah di sisi kuburan orang shalih tersebut, tetapi telah beribadah kepada orang shalih yang menghuni kuburan tersebut. Kuburan-kuburan orang shalih atau tempat-tempat yang konon merupakan lokasi kuburan orang shalih dikunjungi, lalu melakukan beragam peribadahan di sisinya, seperti; berdoa, shalat, membaca al-Qur’an, thawaf, sedekah dan sebagainya. Padahal dari hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dapat diketahui, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat keras sikapnya terhadap orang-orang yang beribadah kepada Allah di sisi kuburan orang yang shalih. Kalau beribadah kepada Allah di sisi kubur saja, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikap keras, tentu akan lebih keras lagi jika sampai beribadah kepada penghuni kubur tersebut.
Fatwa MUI tentang Pluralisme,Liberalisme & Sekularisme Agama
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil-Akhir 1426 H / 26-29 Juli 2005 M; MENIMBANG: 1. Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme, liberalisme dan sekularisme agama serta paham-paham sejenis lainnya di kalangan masyarakat; 2. Bahwa berkembangnya paham pluralisme, liberalisme dan sekularisme agama di kalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan fatwa tentang masalah tersebut; 3. Bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat Islam.
Asy'ariyyah Bukan Ahlus Sunnah
Asy’ariyyah adalah nama sebuah kelompok atau firqah ahli kalam yang menisbatkan diri kepada Abul-Hasan al-Asy’ari ketika menyatakan diri keluar dari kelompok Mu’tazilah. Asy’ariyyah menjadikan hujjah-hujjah dan dalil-dalil akal serta ilmu kalam untuk membantah kelompok Mu’tazilah, kaum filosof dan kelompok lain yang menyelisihinya. Bantahan itu dilakukan ketika menetapkan hakikat agama dan akidah Islam, mengikuti pemikiran Ibnu Kullab. Mereka mengklaim diri mereka sebagai Ahlus-Sunnah. Di negara kita sering disalah-pahamkan bahwa metode Asy’ariyah, sebagaimana Maturidiyah, adalah sama dengan Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah.
Surat Maryam Bukan Bicara Perayaan Natal
“Inilah ayat dalam al-Quran yang menyebutkan perlunya memberikan selamat natal Nabi ‘Isa,” kata seorang kyai nasional sembari menunjuk sebuah ayat. Masih kata kyai tersebut, kelahiran itu (adalah) maulid dalam bahasa Arabnya, bahasa Latinnya (adalah) natal, tambahnya. Jadi umat Islam pun mestinya tertuntut untuk ikut merayakan hari natal, demi menghormati Nabi ‘Isa. Kyai yang suka berkata kontroversial ini kemudian menyitir sebuah ayat dalam surat Maryam (yang artinya): “Kesejahteraan atas diriku pada hari aku dilahirkan, dan pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam : 33)
Fatwa MUI mengenal Hukum Natal Bersama
Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengenai Hukum Perayaan Natal Bersama yang dikeluarkan di Jakarta tanggal 1 Jumadil Awal 1401 Hijriyah. Mengingat (1) Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah-artikan oleh sebagian ummat Islam dan disangkakan sama dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, (2) Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal, dan (3) Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah. Dan menimbang bahwa (1) Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama, dan (2) Ummat Islam agar tidak mencampur-adukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama lain.
Bulan Suro Bulan Sial?
Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam perhitungan tahun Islam yang sering dikenal dengan tahun Hijriyah. Di Jawa khususnya, Indonesia pada umumnya, bulan Muharram dikenal dengan istilah Suro. Bagi sebagian pihak bulan Suro mempunyai nilai tersendiri. Kalau bagi umat Islam bulan Muharram mengandung hari yang disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah. Di hari itu pula Musa diselamatkan dari kejaran Fir’aun. Sementara itu kaum penganut agama Syi’ah Rafidhah menganggap Muharram sebagai bulan kesedihan dan kesialan, demikian pula sebagian orang di Indonesia dalam memandang bulan Suro.
Kafirkah Orang yang Tidak Mengkafirkan orang Kafir?
Dalam masalah vonis kafir, pertama kita harus mengetahui, takfir (memvonis kafir) merupakan hukum syar’i. Artinya, harus merujuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana halnya hukum-hukum syar’i yang lain. Takfir merupakan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Penerapan hukum wajib dan hukum haram, penetapan pahala dan siksa, penetapan hukum kafir atau fasik, rujukannya ialah Allah dan Rasul-Nya. Siapapun tidak berhak menetapkan hukum dalam masalah ini. Sesungguhnya wajib bagi siapa saja mewajibkan yang telah diwajibkan Allah dan Rasul-Nya dan mengharamkan yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya.” (Majmu Fatawa, V/545)

Kesamaan Akidah Imam yang Empat

Aqidah imam empat, Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad adalah yang dituturkan oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesuai dengan apa yang menjadi pegangan para Sahabat dan Tabi’in. Tidak ada perbedaan di antara mereka dalam masalah ushuluddin (pokok agama). Mereka justru sepakat untuk beriman kepada sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla, bahwa al-Qur’an itu dalam Kalam Allah, bukan makhluk, dan bahwa iman itu memerlukan pembenaran dalam hati dan lisan.
Dimanakah ALLAH SWT? Hakikat pertanyaan ini (dimana Allah) adalah upaya untuk menampakkan hakikat/jati diri dakwah-dakwah itu serta memperjelas, sejauh mana keikhlasan niat-niat (mereka). Sebab, dalam perhatian yang dicurahkan pada permasalahan hukum mengandung perhatian terhadap syariat dan dalam perhatian yang dicurahkan kepada masalah istiwa’ (bersemayamnya Allah Azza wa Jalla di atas ‘Arsy/singgasana-Nya), mengandung perhatian terhadap hak Allah. Namun, diantara kedua perhatian diatas terdapat perbedaan, yaitu bahwasanya pada perhatian yang pertama (terhadap hukum) seorang hamba memperoleh bagian untuk dirinya berupa apa yang sering diucapkan diatas lisan, seperti pengembalian segala sesuatu yang diambil secara zhalim (kepada pemiliknya), pemenuhan segala hak-hak (bagi mereka yang berhak menerimanya) dan kehidupan yang senantiasa tercukupi yang benar-benar telah dijanjikan Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya (yang artinya): “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. al-A’raaf : 96)

Jumat, 17 Februari 2012

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG)
Menurut pandangan Islam
Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?
 
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
 
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

 SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
 
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
 
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM 
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
 
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
 
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
 
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah 'Valentine Day'.
 
1. PRINSIP / DASAR
   Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
 
2. SUMBER ASASI
   Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN
   Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan      yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
 
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
 
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
 
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
 
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
 
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
 
Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!!  Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..

Jumat, 02 Desember 2011

Download Lagu islamy

Kumpulan Album Sholawat Indonesia

Kutipan dari blog sahabat kita "http://nuryahman.blogspot.com"semoga dengan kutipan shalawat dari beliau bermanfaat untuk kita semua,khususnya bagi yg mengamalkannya & umumnya bagi yg mendengarkannya

    Senin, 21 November 2011

    Download MP3 - PDF - Manaqib Maulid Al Barzanji (Syekh Jakfar Al Barz

    Download MP3 - PDF - Manaqib Maulid Al Barzanji (Syekh Jakfar Al Barzanji)

    Download Maulid Barzanji
    MP3 Barzanji
    Manaqib Syekh Jakfar Al Barzanji Pengarang Maulid Barzanji 1
    Manaqib Syekh Jakfar Al Barzanji Pengarang Maulid Barzanji 2
    Download PDF Maulid Barzanji
    Download Maulid Al Barzanji dari Majalah Al Kisah

    Download Lagu islam

    1. (2) 02 - Allah Ya Mawlana.mp3
    2. 02 - Allah Ya Mawlana.mp3
    3. 05-Talal badru alayna.mp3
    4. 07 - Ya Mustafa.mp3
    5. 2 - Rijal Allah - Mawlid un-Nabi - Naqshbandi Haqqani.MP3
    6. 4 manaqib.mp3
    7. Aashiq_Al_Rasul_-_Jewel_Of_Creation.mp3
    8. Aashiq_al_Rasul_-_Kullama_Nadayta_Ya_Hu.mp3
    9. Aashiq_Al_Rasul_-_Madinah_Tun_Nabi.mp3
    10. Aashiq_Al_Rasul_-_The_Messenger.mp3
    11. Aashiq_Al_Rasul_-_The_Sultan_Of_Madinah.mp3
    12. Aashiq_al_Rasul_-_Ya_Rabbil_Bil_Mustafa.mp3
    13. Aashiq_al_Rasul_Malik_ul_Mulk.mp3
    14. Abdul_hakim_Murad_Blessings_Eternally.mp3
    15. Ad Du’a Khatmil Qur’an - Muhammad Albarak.mp3
    16. adhan.mp3
    17. Ahbab_al_Mustafa_Lauding_The_Master_of_Messengers_SAW.mp3
    18. Ahbab_al_Mustafa_Magnificence_and_Nobility_of_the_Quran.mp3
    19. Ahbab_al_Mustafa_Miracles_of_the_Master_of_Mankind_SAW.mp3
    20. Ahbab_al_Mustafa_Warning_Against_the_Caprices_of_the_Self.mp3
    21. Ahmad_al_Hajiri_Muhammad_SAW.mp3
    22. Ahmed_al_Hajiri_Muhammad_SAW.mp3
    23. Ahmed_Tijani_Allah_Bless.mp3
    24. AICP_The_Simple_Truth.mp3
    25. Al_Budrah_-_A_Capella_Version.mp3
    26. Al_Budrah_-_Anasheed_Version.mp3
    27. Al_Budrah_-_Children_Version.mp3
    28. Al_Budrah_-_Classical_Version.mp3
    29. Al_Budrah_-_Hadrah_Version.mp3
    30. Al_Budrah_-_Indonesian_Version.mp3
    31. Al_Burdah_-_International_Version.mp3
    32. Al_Burdah_-_Naat_Version_1.mp3
    33. Al_Burdah_-_Naat_Version_2.mp3
    34. ALFA SHOLALLAH [1].mp3
    35. Ali Elsayed - The Love of Muhammad SAW.MP3
    36. Ali_El_Sayed_-_Huwa.mp3
    37. Ali_el_Sayed_feat_Bouchaib_-_Jannah.mp3
    38. Ali_El_Sayed_feat_Bouchaib_-_Ya_Sayyidi.mp3
    39. Ali_el_sayed_feat_Sidi_Yassir_Ya_Rabbi_Salli.mp3
    40. Ali_Elsayed_-_One.mp3
    41. ALLAHUMMA SHOLLI ALAIH [1].mp3
    42. Ani_One_Oneness_of_God.mp3
    43. Anwarul_Haqq_-_Enayatullah_on_full_Moon.mp3
    44. AQIM SYAHIDA [1].mp3
    45. Ashab_al_Mustafa_Allahu_Allah.mp3
    46. assalamualai.mp3
    47. ASSALAMUALAIK [1].mp3
    48. Bassem_Karbalaei_-_Salu_ala_Muhammad.mp3
    49. baya.mp3
    50. Bouchaib - Allah Ya Mawlana.mp3
    51. Bouchaib and Ali Elsayed - Jannah.mp3
    52. Bouchaib and Ali Elsayed - Madinah.mp3
    53. Bouchaib and Ali Elsayed - Ya Sayyidi.mp3
    54. Bouchaib_and_Ali_Elsayed_ Jannah.mp3
    55. Burdah Tchetcheyne.mp3
    56. Burdah-Mesut Kurtis.mp3
    57. Canadian Brothers - Haqqani Salawat.MP3
    58. Canadian Brothers - Hu Allah Hu.MP3
    59. Coming_of_Mahdi_-_Part_1.mp3
    60. Coming_of_Mahdi_-_Part_2.mp3
    61. Dawud Wharsnby Ali - Al Khaliq.mp3
    62. Dawud Wharsnby Ali - The Prophet SAW.mp3
    63. Debu_Allah_My_Heart_Calls_out_to_You.mp3
    64. Debu_LautanHatiku.mp3
    65. DOA_NABI_HIDIR_AS.doc
    66. doa_nishfu_syaban.doc
    67. doa_sholawat.mp3
    68. dua.mp3
    69. Dua_finale.mp3
    70. Durood_Kashf.mp3
    71. Forever_Haqqani_Mercy.mp3
    72. gasidah_Rasulullah_saw.doc
    73. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Asr.mp3
    74. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Falaq.mp3
    75. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Fil.mp3
    76. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Humaza.mp3
    77. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Ikhlas.mp3
    78. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Kafirun.mp3
    79. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Kauthar.mp3
    80. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Kursi.mp3
    81. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Lahab.mp3
    82. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Maun.mp3
    83. GrandShaykh_Nazim_-_Al_Qadr.mp3
    84. GrandShaykh_Nazim_-_Amana_Rasul.mp3
    85. GrandShaykh_Nazim_-_An_Nas.mp3
    86. GrandShaykh_Nazim_-_An_Nasr.mp3
    87. GrandShaykh_Nazim_-_Ar_Rahman.mp3
    88. GrandShaykh_Nazim_-_At_Takathur.mp3
    89. GrandShaykh_Nazim_-_Ya_Sin_SAW.mp3
    90. Guidance Media - Light Nasheed.mp3
    91. Guidance Media - Nasheed.mp3
    92. HABIB SYECH - ahbabul mustofa - Sholaatun..mp3
    93. Haddad_Alwi_feat_Sulis_Cinta_Rasul_-_Madinatul_Ilmi.MP3
    94. Hadrah_-_Ya_Chadhliyy.mp3
    95. Hamza_Robertson_and_Sami_Yusuf_-_Your_Beauty.mp3
    96. Haqqani - Ya Arhama Rahimeen.mp3
    97. Haqqani Kabbani Ensemble - Dauni Dauni.MP3
    98. Haqqani Kabbani Ensemble - Famous Naat - Ya Rasul Allah.MP3
    99. Haqqani Kabbani Ensemble - Hadrah - Alf Salallahu Aleyka.MP3
    100. Haqqani Kabbani Ensemble - Kulama Na Dayta - Slow Version.MP3
    101. Haqqani Kabbani Ensemble - Nurul Mustafa.MP3
    102. Haqqani Kabbani Ensemble - Rijal Allah Slow Version.MP3
    103. Haqqani Kabbani Ensemble - Rijal Allah.MP3
    104. Haqqani Kabbani Ensemble - Salam Aleykh Ya Nabi.MP3
    105. Haqqani_Hadrah_Cyprus.mp3
    106. Haqqani_Kabbani_Ensemble_-_Burda_Hadrah.mp3
    107. Haqqani_Kabbani_Ensemble_-_Ya)Muhammad_SAW.mp3
    108. Haqqani_Kabbani_Ensemble_Allah_Hu_Allah_Live.mp3
    109. Haqqani_Kabbani_Ensemble_Feat_Shaykh__Hisham_-_One.mp3
    110. Haqqani_Kabbani_Hadrah_Eid_07_-_Live_Allah_Ya_Mawlana.MP3
    111. Haqqani_Kabbani_Hadrah_Eid_07_-_Live_Qulama_Na_Dayta.MP3
    112. HaqqaniKabbani_BurdaHadrah.mp3
    113. His name is Muhammad.mp3
    114. Hizzbun Nasr.MP3
    115. HK_Ensemble_singing_Haqqani_Kabbani_Live.mp3
    116. ilaahiyakariim.mp3
    117. Imam Sahib Mahmud - Eid al Fitr 2004 Fenton.mp3
    118. Jeehan Ali - Salatullah.mp3
    119. Jeehan Ali - Salatullah_Enchanting.mp3
    120. Jeehan_Ali_Ya_Rijal_Allah.mp3
    121. Khalid Belrhouzi - Al Yawma Eid.mp3
    122. Khalid_Belrhouzi_-_Madad.mp3
    123. KITAB Syarah Al-Hikam I - Imam Athoillah Al-Sakandari.doc
    124. Kitab_Maulid.doc
    125. Labeik-ya_Allah.mp3
    126. Latif_Borat_-_Bilmem_Nideyim_Askin_Elinden.mp3
    127. Le_Silence_des_Mosquees_-_Dina_Muhammad.mp3
    128. Le_Silence_Des_Mosques_Quranic_Recitation.mp3
    129. mahallul qiyam.mp3
    130. Mahmood_Al_Sayyed_Salla_Aleyk_Allah.mp3
    131. maulayasoliwasalimda iman abada.mp3
    132. Mesut Kurtis - Burdah (Ft Sami Yusuf).mp3
    133. Mesut kurtis - Salawat.mp3
    134. Mesut_Kurtis_-_Al_Burda.mp3
    135. Mesut_Kurtis_-_Talal_Badru.mp3
    136. Moroccan_Salawat_-_Allahumma_Salli_Wa_Salim.mp3
    137. Moroccan_Salawat_-_Bismillah.mp3
    138. Moroccan_Salawat_-_Rahman_Ya_Rahim.mp3
    139. Moroccan_Salawat_-_Ya_Rasul_Allah.mp3
    140. Moroccan_Song_-_La_ilaha_ill_Allah.mp3
    141. MSH - Dua al Akbar - Bismillah Allahu Akbar.MP3
    142. Muridiya Brothers - Jazdhul Qulub.mp3
    143. Mustafa Gunishduqdo - Asma Anbiya.mp3
    144. Mustafa Gunishduqdo - Asma Hosna.mp3
    145. Mustafa_Gunishduqdo_Labbayk.mp3
    146. Naqshbandi_Brothers_of_DC_-_Ya_Tawab.MP3
    147. nassayem01.rm
    148. Nazeel_Azami_-_Rahmanur_Rahim.mp3
    149. Nazeel_Azami_-_Realisation.mp3
    150. Noor_-_As_Habuna_Ah_Babuna.mp3
    151. Qaseeda Burdah Shareef.mp3
    152. Qasidah Habib Umar.mp3
    153. qosidah yarobbilmustofa.mp3
    154. Ratib al Haddad.mp3
    155. Ratib Al-Haddad.doc
    156. RATIB AL_ATTAS.MP3
    157. Ratib-AL-Attas.doc
    158. sholawat.mp3
    159. Soldiers_of_Allah_-_No_Compromise_.mp3
    160. Soldiers_of_Allah_-_Rise_for_Islam.mp3
    161. Soldiers_of_Allah_-_Sleeping_Giant.mp3
    162. Soldiers_of_Allah_Intro.mp3
    163. TajulYaRobbi.mp3
    164. We_Love_You_Shaykh_Nazim.mp3
    165. We_Love_You_Shaykh_Nazim.mp3.part54
    166. Wird al Latif.mp3
    167. Wirid As Sakran.MP3
    168. Wirid Syech Abubakar bin Salim.mp3
    169. WIRID SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM.doc
    170. yarobbbibilmustofa.mp3
    171. Zain Bhikha - Demedim Mi.mp3
    172. Zain Bhikha - Forgive me when I whine.mp3
    173. Zain Bhikha - Mountains Of Makkah.mp3
    174. Zain Bhikha - Praise to the Prophet SAW - 14

    Senin, 14 November 2011

    Hukum / Dalil shalawatan dengan rebana / terbangan / hadrah

    mengenai shalawat yg dibarengi rebana merupakan sunnah Rasul saw, hanya ustad ustad yg tak mengerti hukum syariah yg melarangnya, mereka tertipu dg kebodohannya sendiri.
    sebagaimana Ijma’ seluruh Ulama Ahlussunnah waljamaah pengertian sunnah adalah apa apa yg dikerjakan oleh Rasul saw, dan apa apa yg diperintahkan oleh Rasul saw, dan apa apa yg dilihat oleh Rasul saw dan beliau saw tak melarangnya.
    maka fahamlah kita bahwa bila Rasul saw melihatnya dan tak melarangnya maka itu adalah sunnah, dan Rasul saw disambut oleh Muhajirin dan Anshor dg rebana dan qasidah thala’al badru alaina ketika beliau tiba dalam hijrahnya dari Makkah menuju Madinah,, dan Rasul saw tak melarangnya. (teriwayatkan dalam hampir seluruh kitab sirah Nabi saw)
    maka tiada pula sahabat melarang rebana, tidak pula tabi’in, tak pula Muhadditsin, lalu siapa yg melarangnya?, mungkin mereka lebih mulia dari Rasul saw hingga melarang apa apa yg tak dilarang oleh Rasul saw.
    mereka mengatakan bahwa Rasul saw membiarkannya karena saat itu keimanan kaum anshar masih baru, butuh penyesuaian untuk melarangnya, hujjah ini munkar, karena bila hal itu benar maka pasti ada pelarangan dari Rasul saw ditahun trahun berikutnya, dan itu tak pernah terjadi.
    anda tanyakan saja pd ustadz anda, munculkan satu saja, hadits yg melarang rebana yg dilakukan oleh Anshar, mereka melarang tanpa punya dalil, jangankan shahih, hadits dhaif pun tak ada, bahkan ucapan sahabat pun tak ada, tidak pula para Imnam Imam Muhadditsin.
    darimana pula orang orang itu mengenal shalawat dengan rebana kalau bukan dari Anshar yg memulainya dan Rasul saw tak melarangnya.
    Semoga Allah memberi hidayah pd nya agar ia kembali dan sembuh dari wabah penyakit hati yg sedang gencar menjangkiti permukaan bumi ini, wabah yg bukan membawa penyakit di bumi, tapi membawa kesengsaraan di alam kubur dan akhirat,
    mengenai alat musik lainnya, ada pelarangan dengan Nash hadits yg jelas, seperti alat musik petik, Mizmar (seruling yg mencembung ditengahnya),dan beberapa alat musik lainnya yg memang ada Nash yg jelas, namun bukan rebana.
    Sumber Habib Munzir Al Musawwa
    Menyambut Mawlid Kelahiran Sayyidina Muhammad
    1. Download Gratis MP3 Maulid AlHabsyi / Simthudduror Habib Syech bin AbdulQadir Assegaf dari Majalah Alkisah
    2. Download Gratis MP3 Maulid Al Habsyi (Simtudduror) dilantunkan oleh Habib Abdurrahman Basurrah
    3. Download Gratis MP3 Maulid Al Habsyi (Simtudduror) dilantunkan oleh Haddad Alwi
    4. Download Gratis MP3 Maulid Simtudduror / Maulid Al Habsyi dari Majalah Al Kisah
    5. Download Gratis MP3 Khutbah Jumat dari Majalah Alkisah
    6. Download Gratis MP3 Dialog antara Majalah Alkisah dengan Habib Lutfi bin Yahya
    7. Download MP3 Gus Dur menyanyikan Al-i’tiraf (Doa abu Nawas) - Ilahi lastu lil Firdaus
    8. Download Gratis MP3 / Ceramah KH Mustafa Bisri
    9. Download Gratis MP3 / Ceramah Cak Nun (Emha Ainun Najib) dan Kyai Kanjeng
    10. Download Gratis MP3 Kumpulan Ceramah / Qasidah / Foto Guru Ijai - Guru Sekumpul
    11. Download Sholawat Langitan
    12. Download Gratis MP3 Mutiara Qasidah Al-Imam Abdullah Bin Alawi Al-Haddad
    13. Fadhilah Burdah
    14. Naseem Habbat A’laina (backsound blog ini)
    15. MP3 dan Teks Maulid Adh-Dhiyaul Lami
    16. Download Mp3 Burdah, Shalawat, Nasyid,Maulid
    17. Download Mp3, Teks Qasidah Burdah Imam Busyiri
    18. Download MP3 dan PDF Dalailul Khairat
    19. Download MP3 Qasidah Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf
    20. Kitab Khulasoh Madad An-Nabawy (amalan bani ‘alawy)
    21. Download MP3 - PDF - Manaqib Maulid Al Barzanji (Syekh Jakfar AL Barzanji)
    22. Download Gratis MP3 Maulid Ad Diba’i dari Majalah Al Kisah

    3 Responses to “Hukum / Dalil shalawatan dengan rebana / terbangan / hadrah”

    1. Choirun Niza
      “Yes!”….Dalil2 itu sebenarnya tidak saklak asal bisa menggali asal-usul dikeluarkannya dan bagaimana kehidupan orang2 di zaman itu….pasti karena ada alasan2 tertentu. Sementara Nabi SAW menganjurkan kepada keturunan2 supaya dididik sebaik-baiknya karena akan hidup di jamannya, bukan di jamanmu.
      Suatu dzat tidak ada yang haram, selama bisa menggunakannya dengan cara dan tujuan yang benar, tidak sampai melupakan akherat.
      Termasuk pengharaman alat musik petik, gesek, tiup…itu karena mereka memiliki multi nada yang bisa dimainkan, bisa mewakili(mengekspresikan)gejolak2 kalbu semua manusia apa pun keadaannya, hingga bisa dan mudah melenakan. Dan itu lebih menjamur dinikmati oleh kaum Yahudi jg nasrani, apalagi pada masa kejayaan Roma dan sekitarnya.
      Kebanyakan mereka menikmati ini sambil minum-minuman keras, bermain wanita atau bersenang-senang yang jauh mengingat kehidupan setelah kematian dan sungguh menggoda iman. Sementara Islam kala itu masih masa disebarkan.
      Firman Allah melebihi tinta lautan, tak terkecuali alat2 tersebut….akan lebih baik jika bisa memnfaatkan dzat2 tersebut dan bisa mengkombinasikannya dengan yang lain, sehingga menjadi karya yang lebih menakjubkan…menambah kekayaan….dan bisa menjadi sarana membuka tabir karya cipta Tuhan…untuk lebih bisa mengenal Tuhannya dengan cara sesuai gejolak jiwa, tentu tanpa meninggalkan hal2 pokok yang telah ditetapkan….menurutku sih….hehehe…

    Pengertian Hadroh menurut Zainal Abidin

    Hadrah Rismada

    Nama Pengarang : Zainal Abidin
    Judul Karangan : Kesenian Tradisional Hadrah Pada Masyarakat Rawa Bokor di Kecamatan Kalideres Jakarta Barat
    Tahun Penerbitan :2010-2011
    I. Hadrah Bagi Masyarakat Melayu Rawa Bokor
    1. Pengertian Hadrah
    Hadrah adalah suatu jenis nyanyian yang berasal dari dzikir, dinyanyikan dengan iringan sejenis alat bercorak rabana yang hampir sama dengan kompang
    2. Tempat,Ruang,Panggung, Waktu dan Sesajen
    Tempat dan ruang tiodak begitu luas sedangkan pemain sejajar membentuk empat shap, waktu yang diperlukan sekitar 30 menit, juga menggunakan setanggi (dupa).
    3. Personil, Jumlah, Jenis Kelamin, dan Pemain Musik
    Jumlah personil 20 sampai 30, terdiri dari laki-laki dan perempuan, penari juga merangkap sebagai pemain musik
    4. Perlengkapan Hadrah
    Bagi laki-laki menggunakan baju telok belanga
    5. Teks Hadrah
    II. Fungsi Hadrah Bagi Masyarakat Pendukungnya di Pontianak Timur
    1. Fungsi Sebagai Ibadah atau Agama
    2. Fungsi Sebagai Sosialisasi
    3. Fungsi Sebagai Kesenian dan Sastra
    4. Fungsi Sebagai Upacara
    5. Fungsi Sebagai Keparawisataan
    III. Penutup
    Semua kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia ini adalah milik kita bersama, oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan melestarikannya.
      
                                                                                          Wassalam Ad-dhoif




                                                                                        (Zainal Abidin/Zaint ericx)